Get your own Digital Clock

Jumat, 29 Oktober 2010

Student site of gunadarma university

dalam hal ini saya akan membahas tentang student site, atas kekurangan atau ketidak apanyalah tolong di comment ahihihihi

1. fitur locker ~> fitur ini berfungsi untuk menampilkan tampilan BAAK news dan kalender akademik perkuliahan
2. fitur email ~> sama seperti yahoo dan google, fitur ini menyediakan electornic mail
3. fitur calendar ~> entah mengapa fitur ini error @@~
4. fitur addressbook ~> untuk menampilkan nomor-nomor telpon para mahasiswa yang sudah menreg nomornya, kalo belom ya belom terdaftar!
5. fitur infolog ~> loadingnya setahun (tolong di perbaiki, sepertinya fitur ini untuk melihat data-data mahasiswa, loadingnya lama sih males nunggunya
6. fitur file manajer ~> Fake Base directory does not exist and could not be created, please ask the administrator to check the global configuration. tulisannya begitu kalo di buka, tolong di perbaiki deh ckckckc
7. fitur forum ~> untuk memindahkan ke web forum, web forumnya lumayan rame lho, dan fiturnya lebih lengkap dari pada student site
8. fitur bookmarks ~> sama seperti bookmarks yang terdapat pada browser anda~
9. fitur polls ~> hanya untuk polling semata ahahahaha~

Kelebihan: sepertinya kelebihannya sudah di ketahui yah, dari adanya studentsite saja sudah diketahui bahwa mahasiswa dapat dengan mudah mengakses jadwal dan nilai-nilai yang sudah di peroleh selama masa perkuliahan.

Kekurangan: banyak banget nih kayaknya, yaitu:
- file manajernya error tolong di perbaiki yah, jadi repot deh kalo gini gak tau fungsinya ahahaha
- loading infolognya lama, apakah terlalu banyak data? sepertinya tidak berpengaruh tuh A_A
- bagaimana kalau di locker di tambah dengan asesoris jam digital atau analog
- sesuai dengan namanya kalo ini di sebut studentsite pasti harus ada sistem chatnya, tapi ini tidak ada. Sistem chat mungkin berguna banyak bagi mahasiswa, yah itung-itung sebagai jejaring sosial khusus gunadarma gitu ahehehehe
- jangan sering error jg yah~ (bisalah di pikir lg ahehehehe)

the link of studentsite
http://studentsite.gunadarma.ac.id

Tulisan 2 pengantar bisnis (16 okt 2010)


1.

::SISTEM BELAJAR MANDIRI::

Sampai saat ini, belajar mandiri dikenal sebagai salah satu sistem pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan terbuka atau jarak jauh. Tidak semua orang memahami dengan baik konsep belajar mandiri, bahkan akademisi. Berdasarkan pengalaman penulis, di kampus, beberapa akademisi (mahasiswa) masih banyak yang belum memahami betul tentang konsep belajar mandiri atau istilah terkait lain seperti belajar individual, belajar sendiri, belajar terbuka atau jarak jauh, dll. Ada beberapa pertanyaan fundamental yang sering muncul di kalangan akademisi: 1) apakah sebenarnya yang dimaksud dengan belajar mandiri?; 2) mengapa belajar mandiri diterapkan untuk pendidikan terbuka atau jarak jauh?; 3) apakah hanya dapat diterapkan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh?; 4) dapatkah diterapkan dalam pendidikan konvensional?; 5) jika jawabannya ya, mengapa dan bagaimana?


PEMBAHASAN. KONSEPSI BELAJAR MANDIRI

Ada beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang belajar mandiri. Istilah-istilah tersebut antara lain adalah 1) independent learning, 2) sel-directed learning, 3) autonomous learning.1) Wedemeyer (1973) menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada pebelajar dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pebelajar mendapatkan bantuan bimbingan dari guru atau orang lain tapi bukan bearti harus bergantung kepada mereka.2)
Rowntree (1992), mengutip pernyataan Lewis dan Spenser (1986) menjelaskan bahwa ciri utama pendidikan terbuka yang menerapkan sistem belajar mandiri adalah adanya komitmen untuk membantu pebelajar memperoleh kemandirian dalam menentukan keputusan sendiri tentang 1) tujuan atau hasil belajar yang ingin dicapainya; 2) mata ajar, tema, topic atau issu yang akan ia pelajari; 3) sumber-sumber belajar dan metode yang akan digunakan; dan 4) kapan, bagaimana serta dalam hal apa keberhasilan belajarnya akan diuji (dinilai).
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri pebelajar diberikan kemandirian (baik secara individu atau kelompok) dalam menentukan 1) tujuan belajarnya (apa yang harus dicapai); 2) apa saja yang harus dipelajari dan dari mana sumber belajarnya (materi dan sumber belajar); 3) bagaimana mencapainya (strategi belajar); dan 4) kapan serta bagaimana keberhasilan belajarnya diukur (evaluasi).


KARAKTERISTIK BELAJAR MANDIRI

Belajar mandiri juga tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang diskrit, tapi merupakan suatu kontinum. Inti dari konsep belajar mandiri terletak pada otonomi belajar. Artinya, semakin besar derajat otonomi/kemandirian (peran kendali, inisiatif, atau pengambilan keputusan) diberikan oleh suatu lembaga pendidikan (guru/dosen) kepada pebelajar dalam menentukan keempat komponen diatas, maka semakin tinggi (murni) derajat sistem belajar mandiri yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan tersebut. Moore (1977) seperti dikutip oleh Keegan (1990) menyatakan bahwa derajat kemandirian belajar yang diberikan kepada pebelajar dapat dilihat dari tiga asoek 1) kemandirian dalam menentukan tujuan: apakah penentuan tujuan belajar ditentukan oleh guru atau pebelajar? 2) kemandirian dalam menentukan metode belajar: apakah pemilihan dan penggunaan sumber belajar dan media lain keputusannya dilakukan oleh guru atau pebelajar?; 3) kemandirian dalam menentukan evaluasi: apakah keputusan tentang metode evaluasi serta criteria yang digunakan ditentukan guru atau pebelajar?



TUJUAN

Belajar Mandiri: antara Pendidikan Jarak Jauh dan Pola KonvensionalDengan melihat konsepsi dan karakteristik belajar mandiri diatas, maka timbul pertanyaan, “Apakah belajar mandiri hanya dapat diterapkan dalam pendidikan jarak jauh?” Mengapa pendidikan jarak jauh menggunakan sistem belajar mandiri? Apakah sistem belajar mandiri dapat diterapkan dalam pola konvensional?
Pada prinsipnya, sejauh suatu sistem pembelajaran memberikan otonomi/kemandirian yang lebih besar kepada pebelajar untuk mengendalikan belajarnya maka dapat dikatakan bahwa sistem pembelajaran tersebut menerapkan sistem belajar mandiri. Knowless mengatakan bahwa beda antara pembelajaran yang menggunakan sistem belajar mandiri dengan yang tidak dapat dilihat dari: 1) apakah pembelajaran yang digunakan lebih berpusat pada pebelajar (student centered) atau tidak; 2) apakah pembelajaran yang digunakan lebih bersifat dari bawah ke atas (bottom-up) atau tidak; dan 3) apakah pembelajaran yang digunakan lebih banyak dikendalikan oleh pebelajar (student-directed) atau guru.



KONSEKUENSI PENERAPAN SISTEM BELAJAR MANDIRI

Race (1994)13), mengidentifikasi bahwa peristiwa belajar yang optimal terjadi apabila:• Pebelajar merasa menginginkan untuk belajar (want to learn).• Belajar dengan melakukan (learning by doing) melalui praktek, trial and error dan lain-lain.• Belajar dari umpan balik (learning from feedback), baik dari orang lain (tutor, guru, teman) atau diri sendiri (seeing the result).• Mendalami sendiri (digesting), artinya membuat apa yang telah mereka pelajari masuk akal dan dapat dirasakan sendiri aplikasinya bagi kehidupannya.


SISTEM BELAJAR MANDIRI DALAM POLA PENDIDIKAN KONVENSIONAL:

CONTOH KASUS

Penulis telah mencoba menerapkan sistem belajar mandiri dalam beberapa mata kuliah yang penulis ampu. Salah satunya adalah dalam mata kuliah Pengenalan Komputer untuk mahasiswa S1 Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai minimal tiga program aplikasi komputer, yaitu MS Word, MSExcel dan MSPowerPoint. Sistem belajar mandiri ini dilakukan tiak semata-mata sebagai metode, tapi penulis mencoba melalui segala ktifitas yang dilakukan didalamnya berharap agar para mahasiswa tersebut secara tidak dapat mengembangkan keterampilan belajar mandiri.


KESIMPULAN

Sistem belajar mandiri adalah cara belajar yang lebih menitik beratkan peran otonomi belajar kepada pebelajar. Dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri pebelajar diberikan kemandirian (baik secara individu atau kelompok) dalam menentukan 1) tujuan belajarnya (apa yang harus dicapai); 2) apa saja yang harus dipelajari dan dari mana sumber belajarnya (materi & sumber belajar); 3) bagaimana mencapainya (strategi belajar); dan 4) kapan serta bagaimana keberhasilan belajarnya diukur (evaluasi).Belajar mandiri juga dapat dipandang sebagai proses (metode) maupun produk (tujuan). Sebagai proses, belajar mandiri dijadikan sebagai metode dalam sistem pembelajaran tertentu.


 2.

Belajar Mandiri, Cobalah Manfaatkan Blog

by Fadly Muin on October 1, 2010
Siapa sih yang tidak ingin menjadi manusia hebat? Hanya orang bodoh dan tidak memiliki harapan hidup yang tidak mau menjadi manusia, sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Oke deh, definisi hebat bisa bermacam-macam. Untuk sementara, menurut saya, adalah “orang yang meraih kepercayaan dirinya dengan proses pematangan yang cukup”. (bukan pematangan sawah)
Dengan belajarlah, kita bisa mendapatkan titik-titik pengetahuan yang nantinya bisa dihubungkan atau bisa terhubung sendiri, sesuai dengan fungsi dan maksudnya masing-masing.
Belajar Mandiri, dimensinya sangat luas. Salah satu dimensi itu, saya menemukan prosesnya di blog. Walau masih ada perbedaan pandangan antara orang yang menekuni dunia blogging dengan yang tidak menggubris keberadaan blog. Mungkin karena tidak merasa mendapatkan manfaat. Hal ini hanya karena proses pembuktian saja.
Banyak sekali hal yang bisa dijadikan pembelajaran dari blog. Dari menulis dan membaca, serta proses didalamnya saja sudah sangat bagus untuk membangun struktur kemandirian kita dalam menyerap nilai edukasi didalamnya.
Mulai dari pencarian data, penyerapan informasi, sampai dengan ketekunan dan kedewasaan mental dalam bersikap.
Dari situ saja, kita sudah memetakan begitu banyak manfaat.
Ngeblog adalah aktifitas mandiri yang bebas dan bertanggung jawab. Apapun yang terjadi didalamnya. Apakah respon positif, negative bahkan pergesekan yang membuahkan konflik sekalipun, akan menjadi pejaran berharga untuk membangun kepribadian yang lebih introspektif.
Jika saja pemerintah mau mengalokasikan dana untuk akses internet gratis, perangkat komputer dan hal lain yang mendukung masyarakat Indonesia secara massif mulai ngeblog. Saya yakin ini bisa menjadi pintu pendobrak kebodohan secara signifikan.
Tapi bisa juga ini menjadi kejadian yang aneh. Bagaimana kalau tiba-tiba polisi cepek, berlari bergegas meninggalkan lahannya yang sedang ramai riuh di tengah kemacetan dan langsung menuju ke ruang komputer. Dan saat ada yang bertanya, dia hanya menjawab “ngebet mau posting!”.
Saya tau contoh seperti itu terlalu mengada-ada. Ngawur. Okelah, itu mungkin impian 20 tahun lagi, siapa tau khan?
Tapi bener kok kawan, saya merasakan banyak sekali peluang untuk “belajar mandiri” hanya dari kesenangan ngeblog.
Paling sederhana nih, anda mengakses internet, tidak lagi tanpa arah.
Misalnya:
Mau mencari info apa hari ini?
Mau berbagi info apa hari ini
atau mau cari ide bisnis apa hari ini dan setersunya…, (panjang kalau di certain semuanya)

3. 

KONSEP BELAJAR MANDIRI

Apa Gaya Belajar Itu?
    Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda harus belajar dengan terpaksa . Misalnya, Anda harus belajar karena itulah satu-satunya cara untuk lulus, mendapat pekerjaan atau bahkan kenaikan pangkat. Contoh lain dari keterpaksaan adalah bila Anda menyukai belajar di kelas dengan bimbingan dosen, sedangkan Anda terpaksa kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang mempunyai sistem belajar jarak jauh.
Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Oleh karena itu, Anda perlu mencari jalan bagaimana agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau …. walaupun tetap terpaksa, tapi dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar Anda. Jika Anda mengenali gaya belajar Anda, maka Anda dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana Anda dapat memaksimalkan belajar Anda. Apa gaya belajar itu?
Pengaruh Lingkungan Belajar
Lingkungan mempengaruhi kemampuan Anda dalam berkonsentrasi untuk belajar. Anda akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi Anda, jika Anda mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi. Jika Anda dapat memaksimalkan konsentrasi, Anda mampu menggunakan kemampuan Anda pada saat dan suasana yang tepat. Dengan demikian Anda dapat menghemat energi. Coba bayangkan jika Anda termasuk orang yang suka belajar di tempat yang sepi dan tenang, sementara teman Anda mengajak belajar di rumahnya sambil memasang musik dengan keras. Mampukah Anda berkonsentrasi dengan maksimal?
Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.
a. Suara
    Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.
b. Pencahayaan
    Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan yang Anda butuhkan.
c. Temperatur
    Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.
d. Desain Belajar
    Jika Anda sedang membaca, menulis, atau meringkas modul yang membutuhkan konsentrasi, coba perhatikan, apakah Anda merasa lebih nyaman untuk melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai di lantai? Jika salah satu cara tersebut merupakan cara yang membuat Anda lebih mudah berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin Anda termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai.
    Jika Anda termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin Anda lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar. Lengkapi tempat belajar Anda dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau jadwal belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar Anda. Yang penting, sesuaikan dengan tipe Anda, baik tipe informal maupun tipe formal.
    Anda telah mengetahui faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Jadi, maksimalkan lingkungan tersebut untuk memaksimalkan konsentrasi belajar Anda.
Kenali Aspek Kesiapan Belajar Anda

Tahukah Anda, apa saja yang menjadi aspek kesiapan belajar? Aspek-aspek tersebut merupakan pilihan. Ada orang yang cocok dengan aspek ABC, sedangkan yang lain lebih cocok dengan aspek XYZ. Yang penting adalah Anda mengenali aspek yang menjadi penentu kesiapan belajar Anda. Jika Anda mengenalnya, Anda dapat mempersiapkan diri secara maksimal.
    Motivasi
    Motivasi tiap orang untuk belajar berbeda-beda. Motivasi sudah ada pada saat seseorang akan melakukan sesuatu, namun mungkin tidak Anda sadari. Anda perlu mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar Anda. Atau bisa juga lebih khusus, misalnya apa motivasi Anda untuk mengambil matakuliah tertentu.
    Mungkin Anda mengikuti perkuliahan di UT untuk mendapatkan gelar sarjana sebagai syarat kenaikan pangkat. Apapun motivasi Anda, cobalah untuk mengenalinya. Bergabunglah dengan mahasiswa lain yang memiliki motivasi yang sama. Dengan cara tersebut, Anda akan dapat saling memotivasi untuk berhasil. Sebagai contoh: mahasiswa yang mengikuti kuliah di UT sebagai upaya untuk persyaratan kenaikan pangkat, mungkin dapat berkumpul bersama mereka yang memiliki tujuan yang sama untuk saling memotivasi. Bayangkan, jika teman Anda berhasil untuk naik pangkat setelah lulus UT, Anda tentunya akan termotivasi untuk mengikuti jejaknya bukan?!
    Anda juga dapat bergabung dengan mereka yang tujuan belajarnya berbeda untuk saling meningkatkan motivasi belajar. Apapun caranya, yang penting adalah memperkuat motivasi belajar Anda.
 
 
4.
BELAJAR MANDIRI
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan siswa/peserta didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa/peserta didik tidak tergantung pada guru/instruktur, pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri siswa/peserta didik akan berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya melalui media audio visual. Kalau mendapat kesulitan barulah bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru/instruktur atau orang lain. Siswa/peserta didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya.
Proses belajar mandiri memberi kesempatan peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat serta melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian inilah belajar mandiri telah ber’metamorfosis’ sedemikian rupa, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka dan belajar jarak jauh. Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain dan kenyataan di lapangan.
Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau instruktur, menjadi fasilitator atau perancang proses belajar. Sebagai fasilitator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu pada program tutorial. Tugas perancang proses belajar mengharuskan guru untuk mengolah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.
Sistem belajar mandiri menuntut adanya materi ajar yang dirancang khusus untuk itu. Menurut Prawiradilaga (2004 : 194) Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh materi ajar ini adalah:
1). Kejelasan rumusan tujuan belajar (umum dan khusus).
2). Materi ajar dikembangkan setahap demi setahap, dikemas mengikuti alur desain pesan, seperti keseimbangan pesan verbal dan visual.
3). Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada rumusan tujuan belajar, materi ajar, contoh/bukan contoh, evaluasi penguasaan materi, petunjuk belajar dan rujukan bacaan.
4). Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak, atau komputerisasi seperti CBT, CD-ROM, atau program audio/video.
5). Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi canggih dengan internet (situs tertentu) dan e-mail; atau dengan cara lain yang dianggap mudah dan terjangkau oleh peserta didik.
6). Penyampaian materi ajar dapat pula disertai program tutorial, yang diselenggarakan berdasarkan jadwal dan lokasi tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama.


5.
Prinsip pembelajaran dengan sistem belajar mandiri
Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri. Dengan demikian, kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajarnya sendiri merupakan sarat utama bagi pebelajar. Kemampuan ini juga merupakan faktor penting untuk diperhatikan dan dibangun oleh penyelenggara program atau tutor.
Kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajar sendiri seseorang pada dasarnya merupakan suatu kontinum. Grow (1991) mengklasifikasikan kontinum tersebut kedalam empat tahap: 1) pebelajar yang tergantung (dependent learner), 2) pebelajar yang tertarik (interested learner), 3) pebelajar yang terlibat (involved learner) dan 4) pebelajar mandiri (independent learner). Keempat tahapan model belajar mandiri tersebut dapat digambarkan seperti dalam table 2 sebagai berikut:
Model Tahapan Kecakapan Belajar Mandiri menurut Grow :
Tahap Pebelajar Peran Tutor Contoh
1 Dependent Otoriter, Pelatih Ceramah, melatih dengan umpan balik langsung, drill.
2 Interested Motivator, Pembimbing Ceramah + diskusi terpimpin
3 Involved Fasilitator Proyek kelompok, diskusi yang difasilitasi oleh tutor, seminar.
4 Self-Directed Konsultan, delegator Kerja individu, kelompok belajar.
Sumber: Grow (1991)
Berdasarkan model tahapan belajar mandiri Grow diatas, pebelajar yang mempunyai karakteristik tahap 1 dan 2 akan sangat sulit mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Robert Kizlik (2001) mengembangkan skala kecakapan dan kesiapan belajar jarak jauh (Distance Education Aptitude and Readiness Scale (DEARS)) sebagai salah satu panduan bagi para calon mahasiswa pendidikan jarak jauh. Skala tersebut terdiri atas 15 butir pernyataan dengan skala dari 1 sampai dengan 5. Mereka yang mempunyai skor 44 kebawah, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri (dalam konteks ini, pendidikan jarak jauh).
Pebelajar dengan karakteristik tahap 3 (involved learners), telah mempunyai keterampilan dan pengetahuan serta memandang dirinya sebagai partisipan dalam belajarnya sendiri. Dalam hal ini, tutor/instruktur berperan sebagai fasilitator yang berkonsentrasi pada upaya memfasilitasi, mengkomunikasikan dan mendukung pebelajar tersebut dalam menggunakan keterampilan yang telah mereka miliki.
Pebelajar dengan karakteristik tahap 4 (self-directed learners) sudah mampu menyusun tujuan dan standar belajarnya sendiri, baik dengan atau tanpa bantuan ahli. Ia telah mampu memanfaatkan ahli, lembaga dan sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan belajarnya. Pebelajar mandiri bukan berarti penyendiri, tapi ia telah mampu berkolaborasi dengan orang lain baik dalam klub atau kelompok belajar informal. Dalam hal ini, tutor/instruktur berperan sebagai konsultan untuk terus memberikan delegasi atau memberdayakan kemampuan belajarnya.
Dengan demikian, dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri, kecakapan dan kesiapan dalam belajar secara mandiri merupakan sarat utama. Berdasarkan tahapan belajar mandiri model Grow, pebelajar yang masih memungkinkan untuk dapat mengikuti sistem belajar mandiri adalah pebelajar pada tahap 3 (involved learners) dan 4 (self-directed learners). Karakteristik pebelajar ini hendaknya menjadi pertimbangan penting bagi penyelenggara pendidikan, terutama tutor.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang diajukan oleh beberapa penulis seperti Ash, 1985; Bauer, 1985; Brocket dan Hiemstra, 1985; Brookfield, 1985; Cross, 1978; Hiemstra, 1982, 1985; dan Reisser, 1973 tentang cara terbaik tutor/instruktur dalam memfasilitasi pembelajaran mandiri: 1) bantu pebelajar mengidentifikasi cara-cara mengawali suatu proyek belajar berikut cara memeriksa dan melaporkanya; 2) ciptakan kemitraan dengan pebelajar dengan cara menegosiasikan kontrak belajar yang meliputi tujuan, strategi dan kriteria evaluasi; 3) jadilah manager pengalaman belajar dan hindarkan menjadi pemberi informasi (information provider); 4) bantu pebelajar memiliki teknik assessment yang diperlukannya untuk menemukan tujuan khusus apa yang harus ia buat; 5) Pastikan bahwa pebelajar menyadari tujuan belajar, strategi belajar, sumber-sumber belajar yang diperlukan, dan criteria evaluasi yang telah ditentukannya sendiri sebelumnya; 6) ajarkan keterampilan “inquiry”, pengambilan keputusan, pengembangan diri, cara mengevaluasi kerjanya sendiri; 7) bantu mencocokan sumber belajar dengan kebutuhan pebelajar; 8) bantu pebelajar membangun sikap dan perasaan mandiri yang realif positif bagi belajarnya; 9) gunakan teknik-teknik yang dapat memperkaya pengalaman, seperti “problem solving” atau pengalaman lapangan; 10) kembangkan panduan belajar yang bermutu tinggi; 11) dorong kemampuan berpikir kritisdengan cara mengintegrasikan aktifitas tertentu seperti seminar; 12) ciptakan iklim keterbukaan dan kepercayaan untuk meningkatkan kinerja; 13) bantu pebelajar dari segala bentuk manipulasi dengan cara menjunjung tinggi kode etik; dan 14) berprilakulah secara etis, termasuk tidak merekomendasikan pendekatan belajar mandiri jika tidak cocok dengan kebutuhan pebelajar.
Sedangkan bagi lembaga dan karyawan lain yang terlibat dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri, Hiemstra (1982, 1985) dan Brocket dan Hiemstra (1985) merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1) lakukan pertemuan reguler dengan ahli yang dapat memberikan saran-saran criteria kurikulum dan evaluasi; 2) lakukan penelitian tentang kecenderungan (trend) dan minat pebelajar; 3) kembangkan alat-alat yang diperlukan untuk mengukur kinerja pebelajar saat ini dan untuk mengevaluasi kinerja yang diharapkan; 4) ingatkan dan berikan “reward” ketika mereka telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya oleh mereka; 5) kembangkan jaringan belajar, lingkaran belajar dan pertukaran belajar (learning exchange); dan 6) lakukan pelatihan staff tentang sistem belajar mandiri dan perluas peluang implementasinya.
Referensi:
Grow, Gerald, “Teaching Learners to be Self-Directed”, Adult Education Quarterly, 41:3, 1991, (http://www.oaa.pdx.edu/CAE/FacultyFocus/Spring96/excerpt.html).
Kizlik, Bob, “Getting Ready for Distance Education: Distance Education Aptitude and Readiness Scale (DEARS)”, 2001, (http://www.adprima.com/dears.html).
Lowry, Meredith Ciryl, “Supporting and Facilitating Self-Directed Learning”, 2001, (<http://www. ntlf.com/html/lib/bib/89dig.html>).


6.

karakteristik belajar mandiri

Menurut Candy (1975), belajar mandiri dapat dipandang baik sebagai proses dan juga tujuan. Dengan kata lain, belajar mandiri dapat dipandang sebagai metode belajar dan juga karakteristik pebelajar itu sendiri. Belajar mandiri sebagai tujuan mengandung makna bahwa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu pebelajar diharapkan menjadi seorang pebelajar mandiri. Sedangkan belajar mandiri sebagai proses mengandung makna bahwa pebelajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa terlalu tergantung pada guru/tutor (mandiri).
Berkaitan dengan hal ini, Candy juga membedakan antara belajar mandiri sebagai modus dalam mengorganisasikan pembelajaran dalam seting formal (learner-control) dengan belajar mandiri sebagai individualisasi (autodidaxy). Konsep pertama, menjelaskan konsep belajar mandiri sebagai sistem belajar dalam seting formal. Sedangkan konsep kedua, menjelaskan belajar mandiri sebagai belajar sendiri secara bebas (otodidak). Jadi, belajar mandiri tidak sama dengan belajar otodidak (belajar sendiri). Belajar mandiri sebagai proses memfokuskan diri pada karakteristik transaksi belajar-mengajar yang melibatkan “needs assessment”, sistem evaluasi, sumber-sumber belajar, peran dan keterampilan fasilitator/tutor. Dodds (1983), menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah sistem yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dari bahan cetak, siaran ataupun bahan pra-rekam yang telah terlebih dahulu disiapkan; istilah mandiri menegaskan bahwa kendali belajar serta keluwesan waktu maupun tempat belajar terletak pada siswa yang belajar.
Dengan demikian, belajar mandiri sebagai metode dapat didefinsisikan sebagai suatu pembelajaran yang memfosisikan pebelajar sebagai penanggung jawab, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif dalam memenuhi dan mencapai keberhasilan belajarnya sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain. Guru/tutor berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan pebelajar dapat secara mandiri: 1) mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri; 2) merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri; 3) mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber belajarnya sendiri (baik sumber belajar manusia atau non-manusia); 4) menentukan dan melaksanakan strategi belajarnya; dan 4) mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Pembelajaran dengan sistem belajar mandiri mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan pendidikan dengan sistem lain. Knowles (1975) menyatakan bahwa sistem belajar mandiri bukan cara belajar yang tertutup, dimana pebelajar belajar secara sendiri tanpa bantuan orang lain. Tetapi, belajar mandiri terjadi dengan bantuan orang lain seperti guru, tutor, mentor, narasumber, dan teman sebaya. Knowles membedakan sistem belajar mandiri dengan sistem belajar tradisional dengan istilah pedagogi dan andragogi. Konsep pedagogi memandang pebelajar sebagai obyek, dalam hal ini pebelajar diajarkan (being taught) tentang sesuatu. Sedangkan konsep andragogi memandang pebelajar sebagai subyek, peran guru adalah membantu belajar.
Kozma et.al.(1978), senada dengan Knowles, membedakan sistem belajar mandiri dengan belajar individual, seperti pembelajaran berbantuan komputer, proyek yang ditugaskan oleh guru dan lain-lain. Sistem belajar mandiri memberikan peluang kepada pebelajar untuk menyesuaikan diri dengan tujuan, sumber belajar dan kegiatan-kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan pada belajar individual, kesempatan untuk hal ini tidak ada. Semuanya telah ditentukan oleh guru atau pembuat program secara “top-down”, baik dari segi tujuan, sumber belajar dan kegiatan-kegiatan belajarnya.
Karakteristik utama pendidikan dengan sistem belajar mandiri adalah tanggung jawab dalam mengendalikan dan mengarahkan belajarnya sendiri berada ditangan pebelajar. Karakteristik umum lainya, menurut Institut for Distance Education of Maryland University, pendidikan dengan sistem belajar mandiri memiliki karakteristik: 1) membebaskan pebelajar untuk tidak harus berada pada satu tempat dalam satu waktu tertentu; 2) disediakannya berbagai bahan (materials) termasuk panduan belajar dan silabus yang rinci serta akses ke semua anggota fakultas (penyelenggara pendidikan) yang memberikan layanan bimbingan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pebelajar, dan mengevaluasi karya-karya para pebelajar; 3) komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu atau kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi seperti telepon, voice-mail, konferensi melalui komputer, surat elektronik, dan surat-menyurat secara reguler.
Namun demikian, ketiadaan atau keterpisahan jarak (kelas), antara pebelajar dengan fakultas (tutor) dan pebelajar lainnya, bukan merupakan karakteristik utama dari pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Pernyataan ini menjelaskan bahwa sistem belajar mandiri tidak hanya terjadi dalam pendidikan jarak jauh dimana antara pebelajar dan guru terpisah oleh jarak dan waktu. Dalam pendidikan konvensional sekalipun, apabila pebelajar diposisikan sebagai subyek dimana mereka diberi tanggung jawab untuk mengendalikan dan mengarahkan belajarnya sendiri, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan tersebut menggunakan sistem belajar mandiri.
Wedemeyer (1968), seperti dikutip oleh Keegan menyebutkan sepuluh karakteristik sistem belajar mandiri. Kesepuluh karakteristik tersebut meliputi: 1) sistem harus dapat dilakukan disemua tempat dimana terdapat pebelajar, walaupun hanya satu orang pebelajar, baik dengan atau tanpa kehadiran guru pada saat dan tempat yang sama; 2) sistem harus memberikan tanggung jawab untuk belajar yang lebih besar kepada pebelajar; 3) sistem harus membebaskan anggota fakultas dari tipe tugas lain yang tidak relevan, sehingga lebih banyak waktu digunakan sepenuhnya untuk tugas-tugas pendidikan; 4) sistem harus menawarkan kepada pebelajar pilihan yang lebih luas (lebih banyak peluang) baik dari segi mata kuliah, bentuk, maupun metodologi; 5) sistem harus memanfaatkan, segala bentuk media dan metode pembelajaran yang telah terbukti efektif; 6) sistem harus mencampur dan mengkombinasikan media dan metode sehingga setiap topik atau unit dalam suatu mata kuliah diajarkan dengan cara yang terbaik; 7) sistem harus mempertimbangkan desain dan pengembangan mata ajar yang sesuai dengan program media yang sudah ditetapkan; 8) sistem harus memelihara dan meningkatkan peluang untuk dapat beradaptasi dengan perbedaan-perbedaan individu; 9) sistem harus mengevaluasi keberhasilan belajar secara sederhana, dengan tidak harus menjadikan hambatan berkaitan dengan tempat dimana pebelajar belajar, kecepatan belajar mereka, metode yang mereka gunakan atau urutan belajar yang mereka lakukan; dan 10) sistem harus memungkinkan pebelajar untuk memulai, berhenti dan belajar sesuai dengan kecepatanya.
Namun demikian, dalam prakteknya, sistem belajar mandiri tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang diskrit, tapi lebih bersifat kontinum. Derajat kemandirian belajar yang diberikan oleh suatu lembaga (program) pendidikan kepada pebelajarnya berbeda-beda. Moore (1977) seperti dikutip oleh Keegan (1990) menyatakan bahwa derajat kemandirian belajar yang diberikan kepada pebelajar dapat dilihat dari tiga aspek: 1) kemandirian didalam menentukan tujuan: apakah pemilihan tujuan belajar ditentukan oleh guru atau oleh pebelajar?; 2) kemandirian dalam metode belajar: apakah pemilihan dan penggunaan sumber belajar (narasumber), dan media lain keputusannya dilakukan oleh guru atau pebelajar?; dan 3) kemandirian dalam evaluasi: apakah keputusan tentang metode evaluasi dan criteria yang digunakan dibuat oleh guru atau pebelajar? Semakin besar peran kendali atau pengambilan keputusan atau inisiatif diberikan kepada pebelajar maka semakin tinggi (murni) derajat sistem belajar mandiri dari suatu lembaga pendidikan tersebut.

copy from : http://fakultasluarkampus.net/karakteristik-independent-learning/  

Kamis, 28 Oktober 2010

Tugas 2 pengantar bisnis (16 okt 2010)

1. Jelaskan pengertian perusahaan dan unsur-unsurnya!
Jawab: Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang di organisasi, dan melakukan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyararakat.
           Unsur-unsur perusahaan:
           1. Perusahaan sebagai suatu organisasi ~> kumpulan orang-orang yang saling berinteraksi, di bentuk, di koordinasi dalam melaksanakan suatu kegiatan tentang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
          2. Perusahaan melakukan kegiatan ekonomi ~> menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, memberikan kepuasan karena kepuasan manusia terpenuhi, apa, bagaimana, untuk siapa barang di produksi.
         3. Perusahaan melakukan kegiatan produksi ~> kegiatan mengolah bahan baku (sumber-sumber ekonomi) menjadi produk (barang dan jasa) yang mempunyai nilai guna lebih tinggi
Produksi: -primer ~> bahan bahan langsung dari alam, contoh batubara dan minyak bumi
                 -sekunder ~> bahan di olah -> di olah lagi - kain -> baju
         4. faktor produksi
         5. barang dan jasa ~> alat untuk memuaskan kebutuhan, keinginan & permintaan masyarakat
         6. distribusi ~> memindahkan barang dan jasa ke konsumen atau masyarakat luas
         7. laba/keuntungan ~> - selisih pendapatan-biaya
                                               - bukan sebagai tujuan utama
                                               - di pakai untuk menghasilkan produk
        8. kepuasan masyarakat ~> - menjadi tujuan utama
                                                      - di pakai untuk mendapat laba


2. Jelaskan fungsi-fungsi perusahaan dan ciri-cirinya
Jawab: FUNGSI PERUSAHAAN
1. fungsi operasi ~> berkaitan dengan operasional perusahaan
yakni: pembelian & produksi, pemasaran, keuangan, personalia, akuntansi, administrasi, informasi, transportasi, komunikasi, pelayanan umum, HUMAS
2. fungsi manajemen ~> berkaitan dengan hal
yakni: planning,organizing, actuating, controlling
           CIRI-CIRI PERUSAHAAN
1. operatif : menunjukan aktivitas ekonomi perusahaan, yakni produksi, penyediaan, distribusi, dan lainnya.
2. lokasi : menunjukan perusahaan didirikan pada tempat tertentu dalam kawasan yang jelas.
3. formal : menunjukan apakah perusahaan resmi terdaftar oleh pemerintah,(legal) tunduk dan taat pada peraturan.
4. dinamis : apakah perusahaan mamu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
5. reguler: menunjukan keteraturan aktivitas agar selalu bergerak maju.


3. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri badan usaha yang ada di indonesia!
Jawab:  
1. perusahaan perseorangan
- dikelola, dimiliki dan di awasi oleh satu orang
-Keuntungan: - mudah di bentuk dan di bubarkan
                       - sederhana dalam kegiatan dan pengelolaan
                       - tidak ada pembagian laba
-Kelemahan:  - terbatas dalam kemampuan manajemen dan sumber dana
                       - resiko di tanggung sendiri
                       - sulit dalam mengikuti perkembangan perusahaan
2. firma
- didirikan oleh beberapa orang dengan memakai nama bersama atau satu nama untuk bersama
- segala kerugian di tanggung bersama
-Keuntungan: - prosedur pendirian relatif murah 
                       - modal besar karena gabungan
                       - keputusan-keputusan bersama dan lebih baik
-Kelemahan: - utang dan kerugian di tanggung bersama
                      - bila ada anggota keluar maka firma bubar
3. CV (persatuan komanditer)
- merupakan perluasan dari perusahaan perseorangan, dimana didirikan oleh beberapa orang yang menyerahkan dan mempercayakan uangnya untuk di pakai dalam persekutuan
- jumlah dana yang di setorkan tiap anggota tidak sama
- ada 2 anggota: - sekutu komplementer -> bersedia mengelola, dan bertanggung jawab penuh atas dananya
                            - sekutu komanditer -> hanya menyerahkan dana, tanggung jawab sebatas uang yang di setor
-Kebaikan: - pendirian relatif mudah
                   - modal yang terkumoul banyak
                   - kemampuan mendapat kredit mudah
                   - kesempatan berkembang lebih besar
-Kelemahan: - tanggung jawab tidak terbatas
                      - kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin
                      - sukar untuk menarik lagi investasinya
4. perseroan terbatas
- suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari kekayaan hak dan kewajiban para pendiri maupun pemilik
- kelangsungan hidup PT panjang meski pendiri atau pemilik meninggal
- tanda keikutsertaan sseorang sebagai pemilik yaitu saham. makin besar saham makin besar peranan dan keuddukan
- keterlibatan dan tanggung jawab para pemilik terhadap utang piutang perusahaan terbatas pada sahamnya
- Kebaikan: - kelangsungan hidup panjang dan terjamin
                    - terbatas tanggung jawab sehingga tidak timbul resiko atas kekayaan pribadi
                    - saham mudah dijual-belikan
                    - mudah mendapatkan modal untuk perluasan usaha
                    - pengelolaan perusahaan lebih efesien
- Kelemahan: - biaya pendiriannya relatif mahal
                       - rahasia perusahaan tidak terjamin -> di publikasi
                       - antar pemegang saham kurang saling kenal
                       - laba di bagi bagi lagi : - perusahaan
                                                               - pajak
                                                               - pemegang saham
5. perusahaan daerah (BUMD)
- perusahaan yang dimiliki DATI II, dan I
- modal di dapat dari APBD TK II, dan I
- Dati II yaitu kabupaten, Dati I yaitu propinsi
- sesuai dengan perkembangan otonomi daerah 
- keuntungannya masuk dalam pendapatan asli daerah bukan kepala daerah
6. perusahaan negara (BUMN)
- perusahaan yang sebagian atau seluruh modalnya berasal dari negara atau melalui APBN
- tujuan utama: membangun ekonomi masyarakat luas menuju tercapainya masyarakat adil dan makmur
- ciri-ciri BUMN: - tujuan utama melayani kepentingan umum sekaligus mencari laba
                             - bergerak pada bidang jasa dan vital berstandar badan hukum, di atur denagn UU
                             - dapat memperoleh pinjaman dari dalam dan luar negeri sehingga mampu berdiri sendiri
                             - bebas melakukan aktivitas sesuai UU, perjanjian, kontrak, dan hubungan-hubungan
                             - masih ada subsidi dari pemerintah
7. koperasi


4. Mengapa suatu perusahaan saling menggadakan kerjasama bisnis?
Jawab: - untuk mengatasi keterbatasan pasar
            - untuk mendapat bahan baku yang banyak dan murah dari pemasok
            - untuk bersaing dengan produk-produk import
            - menghemat biaya riset dan development
            - untuk menguasai mata rantai
            - mengurangi pengaruh siklus ekonomi


5.Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang melekat pada seorang wirausahawan!
Jawab:
  1. pengetahuan -> seorang wiraswastawan harus mempunyai tingkat kedalaman bidangf yang di gelutinya, dan keluasan akan pengetahuan/wawasan.
  2. keterampilan -> semakin mempunyai keterampilan di bidangnya, akan semakin sukses (dan sebaiknya).
  3. sikap mental -> mampu membaca kondisi, baik yang sulit dan yang menguntungkan.
  4. waspada -> untuk menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi, sehingga perlu pemikiran/rencana yang tepat. waspada terdiri dari 2 yaitu defensive (memikirkan strategi dan rencana), dan offensive (melihat keuntungan).


6. Bagaimana cara memulai usaha dan menjadikannya hak milik pribadi?
Jawab: - membeli perusahaan yang telah di bangun.
            - memulai dengan perusahaan baru.
            - membeli hak lisensi.

Minggu, 03 Oktober 2010

TUGAS Pengantar Bisnis (2 oktober 2010)

TUGAS 1

1. Jelaskan pengertian bisnis
    Jawab: Bisnis adalah semua aktivitas ekonomi, seperti penyedia barang & jasa, produksi, pembelian, penjualan serta pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan.

2. Jelaskan perbedaan bisnis dengan kegiatan non bisnis
    Jawab: Perbedaan terletak dari segi ekonomi, yaitu dimana bisnis bertujuan untuk mendapatkan hasil atau laba, sedangkan kegiatan non bisnis bertujuan tidak untuk mendapatkan hasil atau laba.

3. Jelaskan pengertian kesempatan bisnis
    Jawab: 1. Celah antara apa yang ingin di beli oleh masyarakat dan apa yang di tawarkan oleh bisnis-bisnis yang sudah ada
                 2. Kegiatan bisnis yang dapat anda jalankan yang di sukai oleh masyarakat

4. Jelaskan manfaat mempelajari bisnis
    Jawab: 1. Memahami apa yang membuat suatu ide bisnis berhasil
                 2. Menilai kemampuan pribadi serta pengalamannya sebagai pengusaha
                 3. Mengidentifikasi sebanyak mungkin ide bisnis yang potensial untuk di kembangkan
                 4. Menganalisa serta memilih ide bisnis yang paling sesuai dengan dirinya


Tugas 2


1. Bisnis Skin Laptop : Kemajuan teknologi sering dijadikan sebagai peluang besar untuk menjalankan usaha. Apalagi bagi kaum muda seperti para mahasiswa, kemajuan teknologi membantu mereka untuk berkreasi memunculkan kreatifitas yang mereka butuhkan. Salah satu contoh mahasiswa yang telah menggunakan kemajuan teknologi dan kreatifitasnya untuk memulai bisnis untuk mahasiswa adalah Dzikri Robby. Mahasiswa IPB ini berhasil menjalankan bisnis untuk mahasiswa dengan membuka salon laptop yang membuat penutup atau skin laptop yang unik dan menarik.
Saat ini pengguna laptop semakin hari semakin meningkat, hal ini dijadikan sebagai peluang yang menguntungkan bagi usaha Robby. Tampilan laptop yang semula hanya biasa sesuai standar pabrik yang memproduksinya, mampu diubah Robby menjadi lebih menarik dan tampil beda sesuai keinginan para pemiliknya dengan menggunakan skin laptop.
Konsumen
Minat konsumen akan skin laptop kebanyakan dari kalangan anak muda. Karena pengguna laptop sebagian besar adalah anak muda, selain itu mereka cenderung lebih kreatif dan cepat merasa bosan dengan tampilan laptop yang biasa. Keadaan ini sangat menguntungkan pelaku bisnis skin laptop yang saat ini sudah banyak bermunculan.
Produk
Produk skin laptop yang ditawarkan memiliki desain yang unik dan kreatif, maka tak heran jika banyak konsumen tertarik dengan produknya. Selain Ia menyediakan katalog skin laptop yang beragam, usaha milik Robby juga menerima pembuatan skin laptop dengan desain yang dimiliki para konsumen. Jadi para konsumen bisa memilih dua pelayanan, yaitu memakai desain yang sudah tersedia dari katalog atau memakai desain yang telah mereka miliki.
Harga skin laptop yang ditawarkan pun juga beragam, disesuaikan dengan besar ukuran dan tingkat kesulitan desain yang diminta para konsumen. Untuk ukuran laptop 14 inch harga yang ditawarkan yaitu Rp 50.000,00, laptop 12 inch seharga Rp 45.000,00 sedangkan untuk ukuran laptop atau notebook ukuran 10 inch dibandrol dengan harga Rp 35.000,00. Harga – harga tersebut adalah harga standar untuk pembuatan skin langsung. Jika Robby harus mengedit desain yang dibawa konsumen, ada tambahan biaya editing yang harus dibayar konsumen. Biasanya Robby menambahkan beban biaya sekitar Rp 5.000,00 sampai Rp 20.000,00 sesuai dengan tingkat kesulitan editing danlama waktu pengerjaan editing.
Banyak konsumen memilih untuk menggunakan skin laptop karena selain memberikan keunikan dan menghilangkan rasa bosan dengan bentuk tampilan laptop yang mereka miliki, ternyata skin laptop juga juga dapat melindungi laptop dari goresan.
Pemasaran
Dalam menjalankan bisnisnya Robby mulai memasarkannya dari mulut ke mulut. Jadi bagi konsumen yang berada di Bogor bisa datang langsung ke salon laptop yang dimilikinya. Sedangkan untuk menjangkau pasaran yang lebih luas, Robby menggunakan jasa internet untuk mempromosikan produknya. Dari promosi melalui internet, Ia sudah berhasil melayani permintaan konsumen dari berbagai kota.
Hanya dengan bermodalkan satu laptop dari kamar kost, seorang mahasiswa bisa berhasil menjalankan bisnis sampingannya dengan omset per bulan mencapai satu juta rupiah. Semoga dengan artikel “ Skin laptop menjadi ide bisnis mahasiswa ” dapat menjadi inspirasi bagi Anda khususnya para mahasiswa untuk mulai mencoba bisnis dari sekarang. Salam sukses.
( Sumber : Majalah Ide Bisnis edisi bulan Juni 2010 )

2. Bisnis Ikat pinggang, salah satu aksesori yang nyaris tidak pernah sepi permintaan. Terutama, untuk kaum wanita. Mereka kini cenderung memilih ikat pinggang yang terbuat dari bahan baku alami seperti, ikat pinggang dari batok kelapa.
Aksesori ini tetap memiliki peluang tinggi. Terbukti permintaannya, baik di pasar dalam maupun luar negeri tetap ramai.
‘’Aksesori ikat pinggang dari batok kelapa nyaris tidak pernah sepi peminat. Untuk ekspor saja rata-rata di atas 3.000 pcs per bulan, dengan tujuan paling banyak ke negara Eropa.
Aneka kerajinan seni yang dibuat dari bahan baku batok kelapa, sampai saat ini permintaannya masih ramai di pasar mancanegara.
Beberapa negara di Uni Eropa seperti Inggris tercatat sebagai negara pengimpor paling banyak untuk mata dagangan kerajinan tersebut. Kondisi ini membuat perolehan devisa dari produk kerajinan seni lumayan besar.
‘’Aneka kerajinan dari batok kelapa seperti perabotan rumah tangga dan aksesoris, permintaannya selama ini lumayan ramai. Pengiriman paling banyak ke negara Uni Eropa,’’ ujar Suardana, perajin asal Singaraja yang memiliki toko seni di Sukawati.
Dijelaskannya, batok kelapa selama ini bisa diolah menjadi aneka kerajinan yang memiliki nilai dan ekonomi tinggi. Tempurung kelapa tersebut sejak lama telah dijadikan aneka kerajinan seni, yang berhasil memikat banyak hati konsumen, khususnya mancanegara. Perabotan rumah tangga seperti piring, tempat minum dan lain-lain banyak dibuat dari bahan tempurung kelapa.
Dengan bentuknya yang klasik dan unik, karena dibuat dari bahan alami, membuat konsumen tertarik memilikinya. Bukan saja dalam bentuk perabotan rumah tangga, tetapi juga dalam bentuk aksesoris seperti ikat pinggang, kalung dan lain-lain.
‘’Tempurung kelapa bisa dijadikan aneka barang seni yang menarik, sekaligus memiliki nilai ekonomi tinggi,’’ tutur Suardana, sambil menambahkan, bahan baku batok kelapa tersebut sejatinya gampang diperoleh. Hanya saja, pemanfaatan batok kelapa juga cukup banyak seperti untuk arang. Akhirnya pasokan bahan baku juga kini sudah mulai terbatas jumlahnya.
Kadir, perajin aksesoris batok kelapa lainnya juga mengakui, ikat pinggang dari batok kelapa selama ini laris di pasar mancanegara. Ia mengirim 6.000 pcs ikat pinggang untuk mitra bisnisnya di luar negeri seperti Thailand.
Belum lagi untuk pasar dalam negeri,’’ ujar Wahyudi, perajin asal Grokgak Singaraja yang membuka toko seni di Sukawati. Dikemukakan, selain dibuat dari bahan alami, ikat pinggang batok kelapa juga memiliki nilai seni yang tinggi. Mengingat, proses pembuatannya memiliki ketelitian dan kerumitan yang tinggi pula.
Terutama yang ada nilai seni Bali-nya seperti ukiran. Karena dengan adanya ukiran ciri khas Bali-nya tampak jelas, sekaligus merangsang pembeli.
‘’Terlebih lagi, setelah melihat orang yang memakainya, tentu menjadi lebih bertambah cantik,’’ terang Wahyudi sambil menambahkan, beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Belanda dan Itali kini sudah menjadi pelanggan tetapnya untuk aneka aksesori dari batok kelapa.
Sementara untuk permintaan secara cangkingan, minimal laku 30 pcs tiap hari, yang sebagian besar pembelinya wisatawan domestik maupun mancanegara.
‘’Pelajar dan mahasiswi juga banyak memakai ikat pinggang dari batok kelapa, karena memang bagus dan indah dipandang mata,’’ ujar Sunarti, istri Wahyudi.
Dijelaskan, selain aksesori berupa ikat pinggang, kalung dan jepit rambut yang juga dibuat dari bahan yang sama juga disukai konsumen. Namun, permintaannya tidak sebanyak aksesori ikat pinggang.
Harga ikat pinggang mulai Rp 45.000 sampai Rp 65.000 per pcs. Sedangkan yang berupa cincin dan kalung harganya bervariasi mulai Rp 10.000 sampai Rp 25.000 per pcs
Sumber  & gambar : Bisnis Bali online dan indonetwork.co.id


3.Usaha Warnet  -> mengapa? Karena dalam usaha warnet kita hanya membutuhkan modal yang cukup dan ketekunan dalam melayani pelanggan.Sebab dalam kesehariannya usaha ini membutuhkan pengerjaan, dan pengawasan dari pihak terkait usaha ini.Memang dalam usaha ini membutuhkan modal yang cukup besar, apalagi di tambah kita juga harus membayar bulanan listrik dan tagihan telpon, dan mungkin jg jika menyewa tempat maka harus bayar sewanya.Tetapi jangan salah, dalam usaha warnet ini kita dapat mendapatkan keuntungan yang seimbang dengan biaya yang kita keluarkan.Tapi dalam hal ini banyak aspek yang harus kita perhatikan, misalnya lokasi warnet, kebutuhan masyarakat terhadap warnet di daerah tersebut, keindahan gedung, tariff harga yang sesuai dengan keadaan.Kelebihan: - dalam usaha warnet kita tidak hanya menyewakan computer dan jasa saja, tetapi kita juga dapat menjual  jasa print,scanner, burning, dan lain lain.Kekurangan: -Membutuhkan pengelolaan yang baik, karena segala hardware harus di jaga dengan baik.

             

4.Usaha Peternakan -> dalam usaha ini anda memiliki tujuan merawat hewan ternak dan menjualnya kembali dalam keadaan yang lebih baik.Atau mungkin anda menjual dari hasil ternak itu, misalnya seperti susu sapi atau semacamnya.Dalam keadaan ini anda di tuntut untuk memiliki keuletan yang luar biasa, serta pengalaman ternak yang cukup, jika tidak maka anda akan mengalami permasalahan atau kerugian yang besar.Usaha ini membutuhkan banyak tenaga kerja, tetapi di sesuaikan dengan penghasilan ternak rata-rata.Kelebihan: - menyerap banyak tenaga kerja jika sudah menjadi usaha besar.Kekurangan: -membutuhkan lahan dan supply makanan ternak yang banyak dan cukup.






Mengenai Saya

saya hanya seorang manusia yang sedang belajar membuat blog saran dan kritik tolong ya hehe